Uji Oksidase sebagai Pendukung Identifikasi Bakteri - SHIMADZU Cytochrome Oxidase Strip
Bakteri terdiri dari berbagai genus dan spesies, dan banyak diantaranya memiliki morfologi yang sama ketika tumbuh di media agar. Hal inilah yang mendasari dilakukannya identifikasi bakteri, suatu proses untuk mendapatkan identitas suatu bakteri dengan memanfaatkan karakteristik spesifik bakteri tersebut. Keperluan identifikasi ini banyak digunakan untuk keperluan penelitian, maupun oleh lab industri untuk mengidentifikasi cemaran bakterinya.
Kaushal et al., 2024
Kebutuhan Identifikasi
Identifikasi jenis bakteri banyak dilakukan untuk penelitian misalnya identifikasi jenis bakteri baru, eksplorasi secara biokimia atau DNA suatu jenis bakteri. Dalam dunia industri, misalnya laboratorium jasa atau industri makanan keperluan identifikasi biasanya dilakukan untuk verifikasi metode mikrobiologi. Beberapa bentuk uji identifikasi biokimia pada bakteri adalah uji gula-gula (IMViC), uji katalase, dan uji oksidase.
Uji Oksidase
Uji oksidase adalah reaksi biokimia yang menguji keberadaan sitokrom c oksidase pada suatu bakteri. Sitokrom c oksidase adalah suatu enzim transmembrane yang berperan sebagai enzim terminal pada siklus transport electron bakteri aerobic dan sistem respirasi mitokondria. Protein ini kemudian akan mengkatalase transfer elektron dari sitokrom c oksidase ke molekul oksigen. Beberapa bakteri memiliki enzim ini, namun beberapa bakteri tidak memiliki enzim ini dan tidak dapat melakukan transfer elektron terminal ke molecular oksigen. Membedakan antara bakteri yang memiliki dan tidak memiliki sitokrom c oksidase ini perlu dilakukan untuk mengkarakterisasi dan identifikasi bakteri secara biokimia.
Uji ini pertama kali dikenalkan oleh Gordon & McLeod pada 1928 untuk membedakan antara Neisseria gonorrhoeae dari Staphylococcus spp. dan Streptococcus spp memanfaatkan larutan dimethyl-p-phenylenediamine dihydrochloride. Larutan ini berfungsi sebagai elektron donor buatan bagi sitokrom c. Ketika reagen ini teroksidasi oleh sitokrom c, reagen ini akan berubah dari tidak bewarna menjadi biru tua atau ungu.
Shield & Cathcart, 2010
Shimadzu Cytochrome Oxidase Strip
Di pasaran saat ini, banyak sekali metode yang dapat digunakan untuk pengujian oksidase, misalnya dengan filter paper test, direct plate, swab dan test tube. Salah satu bentuk kit yang banyak dipasaran adalah dalam bentuk kertas, baik disc, stik, maupun strip. Shimadzu Cytochrome Oxidase Test Strip adalah salah satu kit yang dapat digunakan untuk uji oksidase.
Cara Pakai Shimadzu Cytochrome Oxidase Strip
-
Ambil satu strip dan letakkan di atas cawan petri, teteskan secukupnya air steril.
-
Ambil koloni bakteri dari medium padat, dan oleskan pada strip yang sudah dibasahi.
-
Amati perubahan warna, ungu jika positif, dan tidak bewarna jika negatif.
Sitokrom oksidase akan bereaksi false positive dengan adanya besi, sehingga disarankan untuk tidak menggunakan air keran untuk membasahi strip dan tidak menguji dari koloni yang tumbuh di blood agar. Menguji koloni dari bakteri yang tumbuh di media mengandung gula juga dapat menyebabkan false negative. Gunakan ose dengan bahan non-nichrome atau dapat menggunakan ose plastic, stik kayu atau tusuk gigi.
Quality control dapat dilakukan dengan beberapa spesies bakteri yang sudah diketahui oksidasenya, sebagai contoh:
Test strain | Properties |
Pseudomonas aeruginosa | + |
Vibrio parahaemolyticus | + |
Aeromonas spp. | + |
Escherichia coli | – |
Referensi
Kaushal, S.; Priyadarshi, N.; Garg, P.; Singhal, N.K.; Lim, D.-K. Nano-Biotechnology for Bacteria Identification and Potent Anti-bacterial Properties: A Review of Current State of the Art. Nanomaterials 2023, 13, 2529. https://doi.org/10.3390/nano13182529
Shield, P. & Cathcart, L. 2010. Oxidase Test Protocol. American Society of Microbiology. https://asm.org/getattachment/00ce8639-8e76-4acb-8591-0f7b22a347c6/oxidase-test-protocol-3229.pdf.